BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Memori
sesuatu yang
sangat dekat dalam kehidupan keseharian manusia. Tanpa disadari oleh mausia,
mereka telah menjalani suatu proses yang sangat rumit tentang sesuatu yang
berhubungan dengan memori atau yang biasa disebut sebagai ingatan. Memori atau
ingatan tersebut dapat berupa memori jangka pendek, memori jangka panjang, maupun
jenis-jenis memori yang lebih rumit lainnya. Dalam kajian Psikologi, memori
dikaji akan kaitannya dengan proses kognitif yang ada pada diri manusia.
Sedangkan kognisi adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan
memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami,
menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Dalam hal ini, memori berperan
dalam menyimpan informasi yang diperoleh dari proses mencari pengetahuan.
A.
Rumusan masalah
1. Apa pengertian ingatan dan bagaimana ingatan itu bisa
terjadi?
2. Bagaimana proses lupa terjadi?
3. Apa itu asosiasi ?
4. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan
memori/ingatan ?
B.
Tujuan Makalah
1. Digunakan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum.
2. Untuk
membahas tentang Ingatan, Lupa,
dan Asosiasi.
C.
Manfaat
Dalam pembahasan
makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam
memperkaya kajian ilmu Psikologi mengenai Ingatan atau Memory serta menambahi
wawasan didalam mata kuliah Psikologi Umum.
BAB II
PEMBAHASAN
INGATAN ( MEMORY )
1. Ingatan
A.
Pengertian
Ingatan
Ingatan
adalah kemampuan manusia untuk menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang
pernah dialaminya.Apa yang pernah dialami oleh manusia tidak seluruhnya hilang
sama sekali, tetapi disimpan dalam jiwanya dan bila pada waktu dibutuhkan akan
timbul kembali. Ingatan bukan hanya kemampuan untuk menyimpan apa yanga telah
dialami saja, tetapi juga kemampuan untuk menerima atau memasukkan ( Leraning ), menyimpan ( Retention ) dan menimbulkan kembali ( Remembering ) pengalaman yang telah
lampau. Ingatan dapat di bedakan antara Short
Term Memory dan Long Term Memory,
perbedaanya terletak pada waktu antara masuknya stimulus untuk di persepsi dan
di timbulkannya kembali sebagai memory output.
1.
De
Porter & Hernacki (dalam Afiatin 2001). menjelaskan bahwa memori atau
ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Kegiatan
seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang
dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi disebut recall memory.
2.
Selanjutnya
menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998). memori
adalah bagian penting dari semua proses kognitif, karena informasi dapat
disimpan hingga sewaktu-waktu digunakan.
3. Menurut
W.Stern, ingatan adalah kemampuan untuk menghubungkan pengalaman yang telah
lalu, yang telah melekat pada jiwa individu dan direproduksi pada masa sekarang
4.
Kohnstamm, ingatan
adalah kemampuan rohaniah individu untuk menerima, menyimpulkan dan menimbulkan
kembali.
B.
Proses
Ingatan
Proses
ingatan adalah kegiatan bertingkat yang kompleks. Semua stimulus yang
membangkitkan indera disimpan sementara pada ingatan sensorik (Sensori Memory) selama kurang dari satu
detik. Terjadi proses pemilihan atau atensi, pesan yang tidak mendapat atensi akan
segera hilang, sedangkan pesan yang mendapat atensi akan diproses lebih lanjut
dalam ingatan jangka pendek (short-term memory). Pada tahap ini pesan bertahan
kurang lebih 20-30 detik, kemudian atensi memilih pesan yang tetap
dipertahankan dan yang disisihkan tidak diproses. Pesan yang dipertahankan
kemudian diproses lebih lanjut, yakni dikirim untuk disimpan di ingatan jangka
panjang (long-term memory).
Berbagai syaraf akan diaktifkan. Syaraf yang satu
menyampaikan informasi kepada syaraf yang lain melalui reaksi elektrik dan
kimiawi. Hubungan-hubungan itu diperkuat dengan pengulangan, pengistirahatan,
dan emosi. Sehingga Ingatan terbentuk
a.
Memori Sensorik
Adalah proses
penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh panca indera kita. Setiap
panca indra memiliki satu memori sensorik, jadi dalam diri manusia
memiliki lebih dari satu macam memori sensorik, antara lain memori
sensorik audio, memori sensorik visual, dan lain sebagainya. Juga menyimpan
memori melalui saraf-saraf sensorik dalam waktu yang pendek.
b.
Short
Term Memory (Memori Jangka Pendek)
Adalah suatu
proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang
disimpan dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
c.
Long
Term Memory (Memory Jangka Panjang)
Long term memory ialah
suatu proses yang dapat menyimpan informasi
dalam jumlah yang relatif tidak terbatas dan dalam waktu yang relatif lama
C. Faktor yang Mempengaruhi Ingatan
a. Adanya
gangguan – suatu rangsangan lain muncul bersamaan dengan tahap pemrosesan
ingatan, jika gangguan terjadi, upaya untuk kembali menampilkan ingatan akan
menjadi gagal.
b. Kondisi
psikologis, kinerja ingatan manusia akan mencapai puncak jika berada dalam
tingkatan stress yang memadai. Namun, kinerja tersebut akan menurun jika stress
menjadi berlebihan atau kronis. Salah satu aspek penting dalam mengingat
sesuatu adalah perhatian dan fokus.
c.
Faktor fisik atau
kesehatan, seperti: Alzheimer (lupa pada
hal-hal yang baru tetapi ingat pada hal-hal yang lama), amnesia, dan lain
sebagainya.
D.
Tahap-tahap
Memory (Ingatan)
Ø Atkinson (1983) berpendapat bahwa, para ahli psikologi
membagi tiga tahapan ingatan, yaitu:
a. Memasukan pesan dalam ingatan (encoding).
b. Penyimpanan ingatan (storage).
c. Mengingat kembali(retrieval).
Ø Walgito (2004), yang menjelaskan bahwa ada tiga tahapan
mengingat, yaitu mulai dari :
a.
Fungsi Memasukkan ( Learning )
Merupakan suatu proses
mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat
memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi
disimpan dalam memori.
Cara memperoleh
ingatan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu :
1)
Secara
sengaja,
bahwa sesorang dengan sengaja memasukkan informasi, pengetahuan,
pengalaman-pengalamanya kedalam ingatannya.
2) Secara tidak disengaja, bahwa sesorang secara tidak sengaja memasukkan pengetahuan,
pengalaman dan informasi ke dalam ingatannya. Misalnya: jika gelas kaca
terjatuh maka akan pecah. Informasi ini disimpan sebagai pengertian-pengertian.
b.
Fungsi Menyimpan ( Storage )
Tahapan
kedua dari ingatan adalah penyimpanan atau (retention) apa yang telah
dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali.
Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan Memory Traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan
maka Memory Traces tersebut bisa
sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan
kelupaan.Sehubungan dengan masalah retensi dan
kelupaan, suatu persoalan timbul yaitu mengenai interval atau waktu antara
memasukkan dan menimbulkan kembali.
1) Lama
interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan (Act Of Remembering). Lama interval
berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama intervalnya, makin kurang kuat
retensinya, atau dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.
2) Isi
interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau mengisi
interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau
mengganggu Memory Traces, sehingga
kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
c.
Fungsi Menimbulkan
Kembali ( Retrival
)
Menimbulkan
kembali ingatan yang sudas disimpan dapat ditempuh dengan mengingat kembali (To Recall) dan mengenal kembali (To Recognize).
2. LUPA
A.
Pengertian
Lupa
a. (Irwanto,
1991: 150), lupa sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan
tidak dapat ditemukan kembali utnuk digunakan.
b. Muhibbinsyah
(1996), lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara
sederhana.
c.
Gulo (1982) dan Reber
(1988), mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat
sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa bukanlah
peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
Beberapa hal yang menyebabkan
proses lupa berlangsung :
a. Gangguan
saraf pusat, gangguan saraf pusat ini alami atau dibuat dengan suatu bahan
kimia atau obat. Obat jenis analgesik yang bekerja meredakan rasa nyeri dan
spesifik bekerja menekan pusat rasa sakit di otak, terkadang mempertinggi
kemungkinan orang untuk melupakan sesuatu.
b.
Penurunan kesadaran, Penurunan kesadaran ini
salah satunya mengantuk. Ketika mengantuk, otak membebaskan muatan otak dan
mengarahkan kepada kondisi seringan-ringannya. Saat ini, banyak memori akan
dilepaskan dan seringkali ini menyebabkan lupa sesuatu.
B.
Proses
terjadinya lupa
lupa terjadi
karena kegagalan dalam mengingat kembali memori yang awalnya telah di
simpan. Kesalahan yang menyebabkan
terjadinya lupa :
1)
Penyusunan kode –
penyimpanan – pengingat kembali
2)
Memasukan dalam ingatan
– memperhatikan dalam ingatan – memperoleh ingatan.
C.
Teori
Penyebab Lupa
Menurut Kenneth
beberapa penyebab lupa ialah:
a. keusangan,
jika ingatan itu tidak terpakai lagi
b. Represe
(penekanan ke dalam), yaitu penekanan
secara sadar terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan.
c. Distori
secara sistematis, yaitu mengubah ingatan sesuai dengan apa yang kita inginkan.
d. Interferensi,
yaitu apa saja yang terjadi pada Selama jangka waktu tertentu karena hasil
belajar atau informasi lainnya yang masuk.
e.
Teori Athropi
Menitik
beratkan pada panjangnya interval. Lupa terjadi karena Memori Traces lama tidak ditimbulkan kembali ke alam sadar,
sehingga makin lama terjadi penguapan atau pengendapan.
f.
Teori Interferensi
Menekankan
isi interval. Lupa terjadi karena banyaknya tanggapan yang saling campur aduk, sehingga
tanggapan yang satu mengganggu tanggapan yang lain.
3. ASOSIASI
Asosiasi, yaitu
bahwa memori bekerja dengan menghubungkan berbagai hal menajdi satu. hubungan
antara tanggapan yang satu dengan yang lain dalam jiwa kita. Contoh : Segera
setelah otak kita mencatat kata anggur maka otak menghubungkannya dengan warna,
rasa tekstur, bau dari buah tersebut dan juga pengalaman, peristiwa, teman yang
berhubungan dengannya.
Menurut
psikologi asosiasi antara tanggapan-tanggapan itu ada kekuatan halus yang
menyebabkan bila salah satu dari tanggapan itu masuk ke dalam kesadaran, maka
tanggapan itu ‘memanggil’ tanggapan yang lain membawanya ke dalam kesadaran.
Sejak abad ke-7 Psikologi Asosiasi merupakan salah satu
aliran psikologi yang dipengaruhi secara tidak langsung oleh ilmu pengetahuan
alam (khsusnya fisika). Metode yang digunakan oleh aliran ini dalam usaha
mempelajari jiwa adalah metode analistis-sintesis. Metode ini, merupakan cara
berpikir dalam ilmu pengetahuan alam, yang memandang alam ini terdiri atas
unsur-unsur (elemen-elemen) dan terjadi proses pesenyawaan berdasarkan
hukum-hukum tertentu. Di sini tidak diakui adanya faktor-faktor kejiwaan yang
dibawa sejak lahir. Jiwa, menurut teori ini berisi ide-ide yang didapatkan
melalui panca indra, dimemorikan dan saling diasosiasikan satu sama lain
melalui prinsip-prinsip kesamaan, kekontrasan, dan kelangsungan. Oleh karena
jiwa dipandang oleh aliran ini seperti mesin yang bergerak secara mekanis
menurut menurut hukum-hukum tertentu, maka berarti jiwa dipandangnya pasif
hanya hukum-hukum yang menggerakkan jiwa yang dianggap aktif. Dan Psikologi
lama menyusun lima hukum asosiasi, sebagai berikut:
A.
Hukum
– Hukum Asosiasi
a.
Hukum I : Hukum persamaan waktu: tanggapan-tanggapan
yang muncul pada saat yang sama dalam kesadaran,
akan terasosiasi bersama. Misalnya, benda dengan namanya, kampus dengan
jalannya, barang dengan bahannya, dan lain-lain.
b.
Hukum II : Hukum peraturan: benda atau peristiwa
yang mempunyai perurutan, akan terasosiasi bersama. Misalnya, huruf-huruf dari
alfabet, melodi, sanjak, dan lain-lain.
c.
Hukum III : Hukum persamaan (persesuaian):
tanggapan-tanggapan yang hampir sama, akan terasosiasi bersama. Misalnya,
potret dengan orangnya, Surabaya dengan Jakarta, lautan dengan lautan pasir,
dan lain-lain.
d.
Hukum IV : Hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang
berlawanan akan teasosiasi bersama. Misalnya, kaya-miskin, tua-muda,
besar-kecil, gemuk-kurus, dan lain-lain.
e.
Hukum V : Hukum galur atau pertalian logis: tanggapan-tanggapan
yang mempunyai perkaitan yang logis satu sama lain, akan terasosiasi bersama.
Misalnya, liburan dengan pesiar, musim barat dengan hujan, musim pancaroba
dengan penyakit, dan lain-lain.
Tokohnya Psikologi Asosiasi ialah, John Locke (abad
17), kemudian aliran ini diikuti oleh David Hume, Hertley John Stuart Mill, dan
Herbert Spencer. Dalil pokok: Jika beberapa elemen (unsur) bersama-sama
atau berturut-turut masuk ke dalam kesadaran, dengan sendirinya terjadi
hubungan antar unsur-unsur itu. Hubungan ini disebut Asosiasi.
Ø
Ciri-ciri dari pada Asosiasi itu adalah:
a.
Tiap gejala jiwa tidak lain adalah kumpulan unsur-unsur elemen.
b.
Kekuatan asosiasi tergantung pada banyak kalinya unsur-unsur itu masuk
bersama-sama ke dalam kesadaran.
c.
Asosiasi hanya sifat luar saja, asosiasi tidak dapat mengubah sifat
masing-masing elemen.
Ø
Metode kerja Psikologi Asosiasi:
Ilmu jiwa Asosiasi mengikuti cara kerja ilmu gaya
(mekanika), dan darinya dipakai analitis-sintesis dalam kalangan ilmu jiwa.
a.
Analitis adalah orang berusaha mengadakan analisis untuk mengembalikan
semua gejala jiwa kepada unsur yang paling sederhana, yakni tanggapan segala
sesuatu yang terjadi dalam kesadaran berasal dari elemen-elemen tersebut.
Bahkan semua gejala jiwa yang lebih tinggi (misalnya memikir, merasa,
menghendaki) dapat dikembalikan kepada tanggapan.
b.
Sintesis adalah orang berusaha mengadakan sintesis, menyusun gejala-gejala
jiwa yang lebih pelik dari unsur-unsur pangkal yakni tanggapan.
Tanggapan-tanggapan, ingatan-ingatan, dan pengindraan,
merupakan unsur-unsur jiwa yang diutamakan oleh aliran ini. Dengan metode alistis-sintesis,
aliran ini menganalisis jiwa. Dengan analitis dia berusaha menguraikan
gejala-gejala kejiwaan pada unsur-unsur pokok berupa tanggapan-tanggapan.
Dengan sintesis, mereka menata tanggapan-tanggapan tersebut secara asosiatif
menjadi gejala-gejala psikologi yang bersenyawa.
4. CARA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMORI
Para ahli masih memperdebatkan apakah
Memori merupakan suatu Trait (sifat)
atau Skill (kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan
tidak dapat ditingkatkan, sedangkan Skill
merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan ditingkatkan.
Orang yang memiliki kemampuan Memori yang sangat
tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Proses encoding yang
majemuk dan bermakna.
b. Memiliki
banyak cue dengan asosiasi tinggi
c. Banyak
latihan
Ø Contoh orang-orang dengan kemampuan Memori yang tinggi:
a. Steve Faloon: dapat mengingat deretan angka yang panjang
b. John Conrad: dapat mengingat pesanan makanan di restoran
dengan sangat baik.
c.
Rajan:
dapat mengingat angka phi - See
Ø Bagi
orang normal, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Memori,
antara lain:
a. Mneumotechnic: Menciptakan
asosiasi antar hal yang harus diingat.
b. Method
of loci: Berusaha menciptakan gambaran seperti peta di benak kita dan
mengasosiasikan tempat-tempat dalam peta itu dengan hal yang ingin diingat.
c. Peg
word/ irama: Mengasosiasikan kata yang ingin diingat dengan kata lain yang
berirama.
d. Menggunakan
bayangan visual, misalnya John Conrad menggunakan bayangan visual untuk
mengingat pesanan makanan dari para tamu.
e. Memahami
hal yang harus diingat, dan tidak hanya menghafalkan di luar kepala. Hal yang
dipahami akan diingat lebih lama daripada hafalan luar kepala.
f. Konteks
ketika suatu hal sedang dipelajari sama dengan konteks ketika hal tersebut
harus diingat kembali (encoding specificity)
g. Memori
akan baik ketika individu merasa terlibat secara emosional, namun keterlibatan
emosional tidak terlalu tinggi.
h. Menggunakan
sebanyak mungkin cue ketika berusaha mengingat sesuatu.
i.
Memori akan lebih baik
jika sesuatu dipelajari berulang kali walaupun masing-masing sesi cukup pendek,
daripada mempelajari sesuatu dalam satu sesi yang panjang. Jadi, lebih baik
mempelajari sesuatu dalam 3 sesi terpisah yang masing-masing lamanya 20 menit
daripada 1 sesi yang lamanya 1 jam.
j.
Memori akan lebih baik
jika bahan pelajaran disimpan dalam beberapa cara, misalnya mengingat suatu
pelajaran baik dari segi visual maupun audio akan lebih baik daripada hanya
salah satu saja.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memori bukan sekedar
tempat penyimpanan informasi, memori bekerja
dengan beberapa komponen yang lain seperti sensor indrawi dalam
upaya pemerolehan informasi pengolahan informasi serta penyimpanan
informasi baik yang dilakukan secara sistematis (umumnya secara sadar)
maupun secara spontan. Teori-teori memori menjelaskan cara kerja memori
dari proses encoding, storage, hingga retrieval. Dari cara kerja memoriter
tersebut kemudian dipaparkan jenis-jenis memori yaitu memori sensorik,
memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Ternyata
kemampuan individu untuk memasukkan apa yang di persepsi atau apa yang di pelajari
itu terdapat perbedaan satu dengan yang lainnya. Ada orang yang dapat memasukkan
apa yang di pelajarinya, tetapi sebaliknya ada juga yang lambat. Orang yang
dapat memasukkan atau memepelajari banyak materi pada suatu waktu tertentu, ini
di sebut bahwa orang yang bersangkutan mempunyai ingatan yang luas.
Tahapan
utama dalam pembentuk dan pengambilan ingatan adalah:
Ø Pengambilan:
memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu
proses atau aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
-
Sarwono,
s. w. (2000). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
-
Walgito,
B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
-
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Memori
sesuatu yang
sangat dekat dalam kehidupan keseharian manusia. Tanpa disadari oleh mausia,
mereka telah menjalani suatu proses yang sangat rumit tentang sesuatu yang
berhubungan dengan memori atau yang biasa disebut sebagai ingatan. Memori atau
ingatan tersebut dapat berupa memori jangka pendek, memori jangka panjang, maupun
jenis-jenis memori yang lebih rumit lainnya. Dalam kajian Psikologi, memori
dikaji akan kaitannya dengan proses kognitif yang ada pada diri manusia.
Sedangkan kognisi adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan
memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami,
menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Dalam hal ini, memori berperan
dalam menyimpan informasi yang diperoleh dari proses mencari pengetahuan.
A.
Rumusan masalah
1. Apa pengertian ingatan dan bagaimana ingatan itu bisa
terjadi?
2. Bagaimana proses lupa terjadi?
3. Apa itu asosiasi ?
4. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan
memori/ingatan ?
B.
Tujuan Makalah
1. Digunakan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum.
2. Untuk
membahas tentang Ingatan, Lupa,
dan Asosiasi.
C.
Manfaat
Dalam pembahasan
makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam
memperkaya kajian ilmu Psikologi mengenai Ingatan atau Memory serta menambahi
wawasan didalam mata kuliah Psikologi Umum.
BAB II
PEMBAHASAN
INGATAN ( MEMORY )
1. Ingatan
A.
Pengertian
Ingatan
Ingatan
adalah kemampuan manusia untuk menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang
pernah dialaminya.Apa yang pernah dialami oleh manusia tidak seluruhnya hilang
sama sekali, tetapi disimpan dalam jiwanya dan bila pada waktu dibutuhkan akan
timbul kembali. Ingatan bukan hanya kemampuan untuk menyimpan apa yanga telah
dialami saja, tetapi juga kemampuan untuk menerima atau memasukkan ( Leraning ), menyimpan ( Retention ) dan menimbulkan kembali ( Remembering ) pengalaman yang telah
lampau. Ingatan dapat di bedakan antara Short
Term Memory dan Long Term Memory,
perbedaanya terletak pada waktu antara masuknya stimulus untuk di persepsi dan
di timbulkannya kembali sebagai memory output.
1.
De
Porter & Hernacki (dalam Afiatin 2001). menjelaskan bahwa memori atau
ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Kegiatan
seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang
dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi disebut recall memory.
2.
Selanjutnya
menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998). memori
adalah bagian penting dari semua proses kognitif, karena informasi dapat
disimpan hingga sewaktu-waktu digunakan.
3. Menurut
W.Stern, ingatan adalah kemampuan untuk menghubungkan pengalaman yang telah
lalu, yang telah melekat pada jiwa individu dan direproduksi pada masa sekarang
4.
Kohnstamm, ingatan
adalah kemampuan rohaniah individu untuk menerima, menyimpulkan dan menimbulkan
kembali.
B.
Proses
Ingatan
Proses
ingatan adalah kegiatan bertingkat yang kompleks. Semua stimulus yang
membangkitkan indera disimpan sementara pada ingatan sensorik (Sensori Memory) selama kurang dari satu
detik. Terjadi proses pemilihan atau atensi, pesan yang tidak mendapat atensi akan
segera hilang, sedangkan pesan yang mendapat atensi akan diproses lebih lanjut
dalam ingatan jangka pendek (short-term memory). Pada tahap ini pesan bertahan
kurang lebih 20-30 detik, kemudian atensi memilih pesan yang tetap
dipertahankan dan yang disisihkan tidak diproses. Pesan yang dipertahankan
kemudian diproses lebih lanjut, yakni dikirim untuk disimpan di ingatan jangka
panjang (long-term memory).
Berbagai syaraf akan diaktifkan. Syaraf yang satu
menyampaikan informasi kepada syaraf yang lain melalui reaksi elektrik dan
kimiawi. Hubungan-hubungan itu diperkuat dengan pengulangan, pengistirahatan,
dan emosi. Sehingga Ingatan terbentuk
a.
Memori Sensorik
Adalah proses
penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh panca indera kita. Setiap
panca indra memiliki satu memori sensorik, jadi dalam diri manusia
memiliki lebih dari satu macam memori sensorik, antara lain memori
sensorik audio, memori sensorik visual, dan lain sebagainya. Juga menyimpan
memori melalui saraf-saraf sensorik dalam waktu yang pendek.
b.
Short
Term Memory (Memori Jangka Pendek)
Adalah suatu
proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang
disimpan dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
c.
Long
Term Memory (Memory Jangka Panjang)
Long term memory ialah
suatu proses yang dapat menyimpan informasi
dalam jumlah yang relatif tidak terbatas dan dalam waktu yang relatif lama
C. Faktor yang Mempengaruhi Ingatan
a. Adanya
gangguan – suatu rangsangan lain muncul bersamaan dengan tahap pemrosesan
ingatan, jika gangguan terjadi, upaya untuk kembali menampilkan ingatan akan
menjadi gagal.
b. Kondisi
psikologis, kinerja ingatan manusia akan mencapai puncak jika berada dalam
tingkatan stress yang memadai. Namun, kinerja tersebut akan menurun jika stress
menjadi berlebihan atau kronis. Salah satu aspek penting dalam mengingat
sesuatu adalah perhatian dan fokus.
c.
Faktor fisik atau
kesehatan, seperti: Alzheimer (lupa pada
hal-hal yang baru tetapi ingat pada hal-hal yang lama), amnesia, dan lain
sebagainya.
D.
Tahap-tahap
Memory (Ingatan)
Ø Atkinson (1983) berpendapat bahwa, para ahli psikologi
membagi tiga tahapan ingatan, yaitu:
a. Memasukan pesan dalam ingatan (encoding).
b. Penyimpanan ingatan (storage).
c. Mengingat kembali(retrieval).
Ø Walgito (2004), yang menjelaskan bahwa ada tiga tahapan
mengingat, yaitu mulai dari :
a.
Fungsi Memasukkan ( Learning )
Merupakan suatu proses
mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat
memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi
disimpan dalam memori.
Cara memperoleh
ingatan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu :
1)
Secara
sengaja,
bahwa sesorang dengan sengaja memasukkan informasi, pengetahuan,
pengalaman-pengalamanya kedalam ingatannya.
2) Secara tidak disengaja, bahwa sesorang secara tidak sengaja memasukkan pengetahuan,
pengalaman dan informasi ke dalam ingatannya. Misalnya: jika gelas kaca
terjatuh maka akan pecah. Informasi ini disimpan sebagai pengertian-pengertian.
b.
Fungsi Menyimpan ( Storage )
Tahapan
kedua dari ingatan adalah penyimpanan atau (retention) apa yang telah
dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali.
Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan Memory Traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan
maka Memory Traces tersebut bisa
sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan
kelupaan.Sehubungan dengan masalah retensi dan
kelupaan, suatu persoalan timbul yaitu mengenai interval atau waktu antara
memasukkan dan menimbulkan kembali.
1) Lama
interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan (Act Of Remembering). Lama interval
berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama intervalnya, makin kurang kuat
retensinya, atau dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.
2) Isi
interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau mengisi
interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau
mengganggu Memory Traces, sehingga
kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
c.
Fungsi Menimbulkan
Kembali ( Retrival
)
Menimbulkan
kembali ingatan yang sudas disimpan dapat ditempuh dengan mengingat kembali (To Recall) dan mengenal kembali (To Recognize).
2. LUPA
A.
Pengertian
Lupa
a. (Irwanto,
1991: 150), lupa sebagai suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan
tidak dapat ditemukan kembali utnuk digunakan.
b. Muhibbinsyah
(1996), lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara
sederhana.
c.
Gulo (1982) dan Reber
(1988), mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat
sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa bukanlah
peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
Beberapa hal yang menyebabkan
proses lupa berlangsung :
a. Gangguan
saraf pusat, gangguan saraf pusat ini alami atau dibuat dengan suatu bahan
kimia atau obat. Obat jenis analgesik yang bekerja meredakan rasa nyeri dan
spesifik bekerja menekan pusat rasa sakit di otak, terkadang mempertinggi
kemungkinan orang untuk melupakan sesuatu.
b.
Penurunan kesadaran, Penurunan kesadaran ini
salah satunya mengantuk. Ketika mengantuk, otak membebaskan muatan otak dan
mengarahkan kepada kondisi seringan-ringannya. Saat ini, banyak memori akan
dilepaskan dan seringkali ini menyebabkan lupa sesuatu.
B.
Proses
terjadinya lupa
lupa terjadi
karena kegagalan dalam mengingat kembali memori yang awalnya telah di
simpan. Kesalahan yang menyebabkan
terjadinya lupa :
1)
Penyusunan kode –
penyimpanan – pengingat kembali
2)
Memasukan dalam ingatan
– memperhatikan dalam ingatan – memperoleh ingatan.
C.
Teori
Penyebab Lupa
Menurut Kenneth
beberapa penyebab lupa ialah:
a. keusangan,
jika ingatan itu tidak terpakai lagi
b. Represe
(penekanan ke dalam), yaitu penekanan
secara sadar terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan.
c. Distori
secara sistematis, yaitu mengubah ingatan sesuai dengan apa yang kita inginkan.
d. Interferensi,
yaitu apa saja yang terjadi pada Selama jangka waktu tertentu karena hasil
belajar atau informasi lainnya yang masuk.
e.
Teori Athropi
Menitik
beratkan pada panjangnya interval. Lupa terjadi karena Memori Traces lama tidak ditimbulkan kembali ke alam sadar,
sehingga makin lama terjadi penguapan atau pengendapan.
f.
Teori Interferensi
Menekankan
isi interval. Lupa terjadi karena banyaknya tanggapan yang saling campur aduk, sehingga
tanggapan yang satu mengganggu tanggapan yang lain.
3. ASOSIASI
Asosiasi, yaitu
bahwa memori bekerja dengan menghubungkan berbagai hal menajdi satu. hubungan
antara tanggapan yang satu dengan yang lain dalam jiwa kita. Contoh : Segera
setelah otak kita mencatat kata anggur maka otak menghubungkannya dengan warna,
rasa tekstur, bau dari buah tersebut dan juga pengalaman, peristiwa, teman yang
berhubungan dengannya.
Menurut
psikologi asosiasi antara tanggapan-tanggapan itu ada kekuatan halus yang
menyebabkan bila salah satu dari tanggapan itu masuk ke dalam kesadaran, maka
tanggapan itu ‘memanggil’ tanggapan yang lain membawanya ke dalam kesadaran.
Sejak abad ke-7 Psikologi Asosiasi merupakan salah satu
aliran psikologi yang dipengaruhi secara tidak langsung oleh ilmu pengetahuan
alam (khsusnya fisika). Metode yang digunakan oleh aliran ini dalam usaha
mempelajari jiwa adalah metode analistis-sintesis. Metode ini, merupakan cara
berpikir dalam ilmu pengetahuan alam, yang memandang alam ini terdiri atas
unsur-unsur (elemen-elemen) dan terjadi proses pesenyawaan berdasarkan
hukum-hukum tertentu. Di sini tidak diakui adanya faktor-faktor kejiwaan yang
dibawa sejak lahir. Jiwa, menurut teori ini berisi ide-ide yang didapatkan
melalui panca indra, dimemorikan dan saling diasosiasikan satu sama lain
melalui prinsip-prinsip kesamaan, kekontrasan, dan kelangsungan. Oleh karena
jiwa dipandang oleh aliran ini seperti mesin yang bergerak secara mekanis
menurut menurut hukum-hukum tertentu, maka berarti jiwa dipandangnya pasif
hanya hukum-hukum yang menggerakkan jiwa yang dianggap aktif. Dan Psikologi
lama menyusun lima hukum asosiasi, sebagai berikut:
A.
Hukum
– Hukum Asosiasi
a.
Hukum I : Hukum persamaan waktu: tanggapan-tanggapan
yang muncul pada saat yang sama dalam kesadaran,
akan terasosiasi bersama. Misalnya, benda dengan namanya, kampus dengan
jalannya, barang dengan bahannya, dan lain-lain.
b.
Hukum II : Hukum peraturan: benda atau peristiwa
yang mempunyai perurutan, akan terasosiasi bersama. Misalnya, huruf-huruf dari
alfabet, melodi, sanjak, dan lain-lain.
c.
Hukum III : Hukum persamaan (persesuaian):
tanggapan-tanggapan yang hampir sama, akan terasosiasi bersama. Misalnya,
potret dengan orangnya, Surabaya dengan Jakarta, lautan dengan lautan pasir,
dan lain-lain.
d.
Hukum IV : Hukum kebalikan (lawan): tanggapan-tanggapan yang
berlawanan akan teasosiasi bersama. Misalnya, kaya-miskin, tua-muda,
besar-kecil, gemuk-kurus, dan lain-lain.
e.
Hukum V : Hukum galur atau pertalian logis: tanggapan-tanggapan
yang mempunyai perkaitan yang logis satu sama lain, akan terasosiasi bersama.
Misalnya, liburan dengan pesiar, musim barat dengan hujan, musim pancaroba
dengan penyakit, dan lain-lain.
Tokohnya Psikologi Asosiasi ialah, John Locke (abad
17), kemudian aliran ini diikuti oleh David Hume, Hertley John Stuart Mill, dan
Herbert Spencer. Dalil pokok: Jika beberapa elemen (unsur) bersama-sama
atau berturut-turut masuk ke dalam kesadaran, dengan sendirinya terjadi
hubungan antar unsur-unsur itu. Hubungan ini disebut Asosiasi.
Ø
Ciri-ciri dari pada Asosiasi itu adalah:
a.
Tiap gejala jiwa tidak lain adalah kumpulan unsur-unsur elemen.
b.
Kekuatan asosiasi tergantung pada banyak kalinya unsur-unsur itu masuk
bersama-sama ke dalam kesadaran.
c.
Asosiasi hanya sifat luar saja, asosiasi tidak dapat mengubah sifat
masing-masing elemen.
Ø
Metode kerja Psikologi Asosiasi:
Ilmu jiwa Asosiasi mengikuti cara kerja ilmu gaya
(mekanika), dan darinya dipakai analitis-sintesis dalam kalangan ilmu jiwa.
a.
Analitis adalah orang berusaha mengadakan analisis untuk mengembalikan
semua gejala jiwa kepada unsur yang paling sederhana, yakni tanggapan segala
sesuatu yang terjadi dalam kesadaran berasal dari elemen-elemen tersebut.
Bahkan semua gejala jiwa yang lebih tinggi (misalnya memikir, merasa,
menghendaki) dapat dikembalikan kepada tanggapan.
b.
Sintesis adalah orang berusaha mengadakan sintesis, menyusun gejala-gejala
jiwa yang lebih pelik dari unsur-unsur pangkal yakni tanggapan.
Tanggapan-tanggapan, ingatan-ingatan, dan pengindraan,
merupakan unsur-unsur jiwa yang diutamakan oleh aliran ini. Dengan metode alistis-sintesis,
aliran ini menganalisis jiwa. Dengan analitis dia berusaha menguraikan
gejala-gejala kejiwaan pada unsur-unsur pokok berupa tanggapan-tanggapan.
Dengan sintesis, mereka menata tanggapan-tanggapan tersebut secara asosiatif
menjadi gejala-gejala psikologi yang bersenyawa.
4. CARA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMORI
Para ahli masih memperdebatkan apakah
Memori merupakan suatu Trait (sifat)
atau Skill (kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan
tidak dapat ditingkatkan, sedangkan Skill
merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan ditingkatkan.
Orang yang memiliki kemampuan Memori yang sangat
tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Proses encoding yang
majemuk dan bermakna.
b. Memiliki
banyak cue dengan asosiasi tinggi
c. Banyak
latihan
Ø Contoh orang-orang dengan kemampuan Memori yang tinggi:
a. Steve Faloon: dapat mengingat deretan angka yang panjang
b. John Conrad: dapat mengingat pesanan makanan di restoran
dengan sangat baik.
c.
Rajan:
dapat mengingat angka phi - See
Ø Bagi
orang normal, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Memori,
antara lain:
a. Mneumotechnic: Menciptakan
asosiasi antar hal yang harus diingat.
b. Method
of loci: Berusaha menciptakan gambaran seperti peta di benak kita dan
mengasosiasikan tempat-tempat dalam peta itu dengan hal yang ingin diingat.
c. Peg
word/ irama: Mengasosiasikan kata yang ingin diingat dengan kata lain yang
berirama.
d. Menggunakan
bayangan visual, misalnya John Conrad menggunakan bayangan visual untuk
mengingat pesanan makanan dari para tamu.
e. Memahami
hal yang harus diingat, dan tidak hanya menghafalkan di luar kepala. Hal yang
dipahami akan diingat lebih lama daripada hafalan luar kepala.
f. Konteks
ketika suatu hal sedang dipelajari sama dengan konteks ketika hal tersebut
harus diingat kembali (encoding specificity)
g. Memori
akan baik ketika individu merasa terlibat secara emosional, namun keterlibatan
emosional tidak terlalu tinggi.
h. Menggunakan
sebanyak mungkin cue ketika berusaha mengingat sesuatu.
i.
Memori akan lebih baik
jika sesuatu dipelajari berulang kali walaupun masing-masing sesi cukup pendek,
daripada mempelajari sesuatu dalam satu sesi yang panjang. Jadi, lebih baik
mempelajari sesuatu dalam 3 sesi terpisah yang masing-masing lamanya 20 menit
daripada 1 sesi yang lamanya 1 jam.
j.
Memori akan lebih baik
jika bahan pelajaran disimpan dalam beberapa cara, misalnya mengingat suatu
pelajaran baik dari segi visual maupun audio akan lebih baik daripada hanya
salah satu saja.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memori bukan sekedar
tempat penyimpanan informasi, memori bekerja
dengan beberapa komponen yang lain seperti sensor indrawi dalam
upaya pemerolehan informasi pengolahan informasi serta penyimpanan
informasi baik yang dilakukan secara sistematis (umumnya secara sadar)
maupun secara spontan. Teori-teori memori menjelaskan cara kerja memori
dari proses encoding, storage, hingga retrieval. Dari cara kerja memoriter
tersebut kemudian dipaparkan jenis-jenis memori yaitu memori sensorik,
memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Ternyata
kemampuan individu untuk memasukkan apa yang di persepsi atau apa yang di pelajari
itu terdapat perbedaan satu dengan yang lainnya. Ada orang yang dapat memasukkan
apa yang di pelajarinya, tetapi sebaliknya ada juga yang lambat. Orang yang
dapat memasukkan atau memepelajari banyak materi pada suatu waktu tertentu, ini
di sebut bahwa orang yang bersangkutan mempunyai ingatan yang luas.
Tahapan
utama dalam pembentuk dan pengambilan ingatan adalah:
Ø Pengambilan:
memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu
proses atau aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
-
Sarwono,
s. w. (2000). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
-
Walgito,
B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
-
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
0 komentar:
Posting Komentar